Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Mengairi Air

 "Aku jalani hidupku sebagaimana air mengalir." Aku akan menjadi layar, menjadi ombak, menjadi karang, menjadi angin, lautan, samudra, bahtera. Dan aku akan menjadi driku sendiri. Diriku yang mengikuti arus air semauku dan mengapung bersama ombak-ombak yang jemawa. Dengan atau tanpa mengenal arah mata angin. Dengan dan sekaligus tanpa mengenal baik diriku sendiri. Sesungguhnya aku tidak akan mengikuti maunya air yang turun dari gunung ke laut, karena akulah gunung, akulah laut itu sendiri. Akulah air atas diriku.

Di Sela Waktu yang Melonjak-lonjak Semaunya

   Cerita yang bikin sumringah mungkin hanya dimiliki oleh waktu-waktu yang melonjak girang, sedangkan waktu-waktu yang melonjak semaunya itu paling pandai membuat hati jadi penuh kerutan.    Aku telah lama beringsut dari kamar tanpa cerita yang tidak kusanga-sangka; ternyata pernah membuatku bahagia --masih membuat hati carut-marut.    Dan kamar yang sempat kusebut tadi itu telah terlupa begitu saja, bahkan mungkin sengaja  dilupa-lupakan. Ingatan yang tersisa bukanlah tentang jentera bianglala atau dialog-dialog tentang apa saja. Yang tetap tinggal hanyalah sisa tawa kita di kotak bertututup kerucut --yang bisa habis kapan saja.    Semoga kau baik dan senantiasa sehat.
Kutanya, "katanya?" "Kutanya." katanya. Tak berujung; judulnya.