Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013
"Abaaaaang, jangan tinggalin Eneeeeng!"    
Kita itu romantis. Serius... Ah, bukan. Bukan soal perlakuan satu sama lain. Bukan tentang kita memberi apa untuk yang lainnya. Tapi tentang alur cerita yang kini sedang kita lakoni. Kita itu romantis. Jauh lebih romantis dari apa yang orang lain kira tentang arti kata romantis itu sendiri. Kita itu romantis. Serius... Romantis karena kita belum menemukan nama yang tepat untuk menyebut ini. Romantis karena kita sama-sama tidak begitu peduli pada sebutan itu. Romantis karena --kupikir-- kita amat menikmatinya. Kita itu romantis. Serius...
  "Kamu pernah jatuh cinta?" "Kurasa pernah." "Bagaimana rasanya?" "Pegal." "Lho..?" "Bibirku pegal karena senyum seharian tanpa henti."
"Hampir gerimis." "Maksudnya?" "Iya, tadi gerimis. Tapi sebentar sekali itupun hanya sebatas titik-titik." "Oh..." "Sekarang hujan badai." "Di mana? Di rumahmu?" "Bukan. Di sini." "Kamu lagi di mana?" "Di hatimu." "Ah, kamu..." Maaf jika saya salah mengira.  
"Duka apa yang dibawa oleh perempuan ini? Baunya begitu amis." Apa sebegitu kuatnya aroma yang terkuar hingga malah rancu?
"Kamu ngantuk?" Tanyaku sambil meraba apa yang kamu pikirkan. "Tidak, saya mabuk." Jawabmu sambil terus menatap mataku. Jangan sebut 'ini' mabuk. Saya bisa sedih. Saya harap kita sama-sama  merasakan ini dengan penuh kesadaran.  

Hingga Senja

Mulanya kita datang tepat waktu pada mendung yang lalu di bawah flamboyan yang itu duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Lalu kita masih datang tepat waktu pada mendung lainnya di bawah flamboyan yang sama duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Berikutnya aku datang tepat waktu Kamu datang agak terlambat pada mendung berikutnya di bawah flamboyan yang sama masih juga duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Kemudian aku masih datang tepat waktu Kamu datang sangat terlambat pada mendung selanjutnya di bawah flamboyan yang masih juga sama lalu masih duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Hingga akhirnya aku masih saja datang tepat waktu padahal aku tahu kamu tidak akan datang tapi aku tetap menunggu pada mendung yang tidak pernah bosan datang di bawah flamboyan yang itu-itu saja hingga senja menggeliat mesra

Kasur Rusak

Kasurusak! Kasurusak! Kasurusak! Kasurusak! Kasurku rusak Kurusaki kasurku Aku yang tiduri? Bukan! Kamu yang tiduri? Bukan! Kita yang saling meniduri! Ber-kasurusak kemarin malam Kasurusak! Kasurusak! Ah! Oh! Kasurusaaaaak!

Ampun!

Bolehkah aku rindu padanya? Bolehkan aku terus-terusan bersamanya! Ampun!

Di Sela Waktu yang Melonjak Girang

   Apa yang salah dengan kesunyian dan kesenyapan? -Tidak ada. Entah kapan aku menuliskannya di buku catatanku. Malam itu tidak sengaja kamu membacanya.    "Kamu salah," katamu padaku; menanggapi tulisanku itu. Lalu kamu melanjutkan, "apa yang salah dengan kesunyian dan kesenyapan? Mereka terlalu ribut." Menanggapimu aku hanya tersenyum.    Di-sela-waktu-yang-melonjak-girang itu juga aku ingin menyandarkan kepalaku di bahumu, tapi tidak kulakukan. Aku hanya bisa berkata dalam hati, berbisik dalam hati mungkin lebih tepat --aku takut kamu bisa mendengarnya.     " Kamu pandai membuatku jatuh cinta. Padamu tentunya ."

Tersesat

Aku Lupa Di mana Kau Taruh Bra Dan Cawet Milikku Tadi Malam