"Abaaaaang, jangan tinggalin Eneeeeng!"
Postingan
Menampilkan postingan dari November, 2013
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Kita itu romantis. Serius... Ah, bukan. Bukan soal perlakuan satu sama lain. Bukan tentang kita memberi apa untuk yang lainnya. Tapi tentang alur cerita yang kini sedang kita lakoni. Kita itu romantis. Jauh lebih romantis dari apa yang orang lain kira tentang arti kata romantis itu sendiri. Kita itu romantis. Serius... Romantis karena kita belum menemukan nama yang tepat untuk menyebut ini. Romantis karena kita sama-sama tidak begitu peduli pada sebutan itu. Romantis karena --kupikir-- kita amat menikmatinya. Kita itu romantis. Serius...
Hingga Senja
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Mulanya kita datang tepat waktu pada mendung yang lalu di bawah flamboyan yang itu duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Lalu kita masih datang tepat waktu pada mendung lainnya di bawah flamboyan yang sama duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Berikutnya aku datang tepat waktu Kamu datang agak terlambat pada mendung berikutnya di bawah flamboyan yang sama masih juga duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Kemudian aku masih datang tepat waktu Kamu datang sangat terlambat pada mendung selanjutnya di bawah flamboyan yang masih juga sama lalu masih duduk bersama berdua hingga senja menggeliat mesra Hingga akhirnya aku masih saja datang tepat waktu padahal aku tahu kamu tidak akan datang tapi aku tetap menunggu pada mendung yang tidak pernah bosan datang di bawah flamboyan yang itu-itu saja hingga senja menggeliat mesra
Di Sela Waktu yang Melonjak Girang
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Apa yang salah dengan kesunyian dan kesenyapan? -Tidak ada. Entah kapan aku menuliskannya di buku catatanku. Malam itu tidak sengaja kamu membacanya. "Kamu salah," katamu padaku; menanggapi tulisanku itu. Lalu kamu melanjutkan, "apa yang salah dengan kesunyian dan kesenyapan? Mereka terlalu ribut." Menanggapimu aku hanya tersenyum. Di-sela-waktu-yang-melonjak-girang itu juga aku ingin menyandarkan kepalaku di bahumu, tapi tidak kulakukan. Aku hanya bisa berkata dalam hati, berbisik dalam hati mungkin lebih tepat --aku takut kamu bisa mendengarnya. " Kamu pandai membuatku jatuh cinta. Padamu tentunya ."