Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Setiap Hari, Kawan

Terang bulan sudah lewat Tapi kita masih saja merayakannya Setiap hari, kawan Setiap hari kita berpesta Membohongi satu sama lain Mayakinkan satu sama lain "Ini purnama, kawan." Iya, ini terang bulan Kemarin terang bulan Hari ini terang bulan Esok terang bulan Dan seterusnya akan terang bulan Setiap hari, kawan Setiap hari Kamu dengan botol anggurmu Saya dengan kaleng-kaleng bir kesukaan saya Melarung abu Menebar asap Juga menari di antara lembar-lembar kartu remi Setiap hari, kawan Setiap hari  

Sekutip Tanya Retoris

"Kamu sayang aku?" Tanyamu di sela waktu ketika aku sama sekali tidak ingin melepas pelukanku. Seperti: Apa air hujan akan membasahi kepalamu yang polos tanpa topi dan payung? Seperti: Apa kopi hitamku akan pahit jika tidak dicampur gula? Seperti: Apa es krim pasti meleleh jika terpapar sinar matahari? Kamu bertanya padahal sudah tahu betul jawabannya; iya.
Di mana kembali Apa yang menjadi nostalgi Ketika yang dinanti Rumah burung dara
Dirasa-rasa, jiwaku mesti beli tiket keberangkatan berikutnya Ia ketinggalan di pemberhentian sebelumnya: Desember Desember - Efek Rumah Kaca via soundcloud

Di Sela Waktu yang Melonjak Kangen

Jam kota berdentangan semalam suntuk Kembang api berdentingan hingga pagi  Hatiku mengoceh kangen sepanjang waktu       tanpa berkenalan dengan pagi atau malam terlebih dahulu Basi, mungkin katamu kalau baca ini. Kamu tahu betul ini buatmu. Ya, itu pun kalau kamu membacanya. Kalau tidak? Ya biar saja. 

Remehan Doa di Awal Tahun

Berawal dari berkenalan dengan laut sambil menyimpan harapan: aku bisa berkawan baik denganmu sebagaimana kamu berkawan baik dengannya